27 apr

Puasa Syawal, Puasa Seperti Setahun Penuh

Dianjurkan untuk Puasa Enam Hari di Bulan Syawal

Puasa ini mempunyai keutamaan yang sangat istimewa.

Dari Tsauban, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مَنْ صَامَ سِتَّةَ أَيَّامٍ بَعْدَ الْفِطْرِ كَانَ تَمَامَ السَّنَةِ (مَنْ جَاءَ بِالْحَسَنَةِ فَلَهُ عَشْرُ أَمْثَالِهَا)

“Barang siapa berpuasa enam hari setelah hari raya Idul Fitri, maka dia seperti berpuasa setahun penuh. [Barang siapa berbuat satu kebaikan, maka baginya sepuluh kebaikan semisal].” (HR. Ibnu Majah dan dishohihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Irwa’ul Gholil)

Orang yang melakukan satu kebaikan akan mendapatkan sepuluh kebaikan yang semisal. Puasa ramadhan adalah selama sebulan berarti akan semisal dengan puasa 10 bulan. Puasa syawal adalah enam hari berarti akan semisal dengan 60 hari yang sama dengan 2 bulan. Oleh karena itu, seseorang yang berpuasa ramadhan kemudian berpuasa enam hari di bulan syawal akan mendapatkan puasa seperti setahun penuh.

NURAIDA ISLAMIC BOARDING SCHOOL

#sekolahsunnah #ponpesbogor #belajaragama #sekolahsalaf #sekolahsunnahbogor #asramaputeri #boardingschoolbogor #kajianmuslimah #puasasyawal

20 Apr

Tata Cara Menunaikan Zakat Fitri

Siapkan Zakat Anda

Yaitu berupa makanan yang biasa dimakan di negeri tempat Anda tinggal. Syaikh Shalih Al-Fauzan mengatakan, “jenis zakat yang dikeluarkan adalah makanan yang secara umum dimakan oleh penduduk negeri, baik itu burr (gandum), sya’ir (gandum), tamr (kurma), zabib, qith atau jenis makanan lain yang biasa dimakan dan dimanfaatkan oleh penduduk negeri seperti beras, jagung, dan yang menjadi makanan pokok orang-orang di masing-masing negeri” (Al-Mulakhas Al-Fiqhi, 1/351).

Maka di negeri kita Indonesia makanan yang bisa digunakan untuk menunaikan zakat fitri adalah semisal beras atau makanan lainnya yang menjadi makanan pokok di sebagian daerah.

Niat Zakat Fitri

Menetapkan niat dalam hati untuk mengeluarkan zakat fitri atas nama diri sendiri dan juga orang-orang yang berada dalam tanggungannya. Sebagimana disebutkan Ibnu Umar radhiallahu ‘anhuma:

أمر رسولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم بصدقةِ الفطرِ عن الصغيرِ والكبير ِوالحُرّ والعبدِ ممَّنْ تمونون

“Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan untuk mengeluarkan zakat fitri bagi anak-anak maupun orang dewasa, orang merdeka maupun hamba sahaya, yaitu orang-orang yang menjadi tanggungannya”

Syaikh Shalih Al-Fauzan mengatakan, “orang-orang yang menjadi tanggungannya adalah orang-orang yang wajib dinafkahi” (Al-Mulakhas Al-Fiqhi, 1/352).

Serahkan Zakat Fitri

Kepada Siapa Diserahkan?

Menyerahkan zakat fitri kepada mustahiq (orang yang berhak menerima zakat). Yaitu orang-orang faqir dan miskin. Sebagaimana riwayat dari Ibnu Abbas radhiallahu’anhuma,

“Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam telah mewajibkan zakat fitri untuk mensucikan orang-orang yang berpuasa dari laghwun dan rafats, dan untuk memberi makan orang-orang miskin”

Syaikh Shalih Al-Fauzan menjelaskan, “Hendaknya menyerahkan zakat fitri kepada mustahiq-nya pada waktu yang ditentukan tersebut, atau diserahkan kepada wakil yang bersedia menyalurkannya” (Al-Mulakhas Al Fiqhi, 1/354).

Kapan Zakat Diserahkan?

Waktu paling utama dalam mengeluarkan zakat fitri adalah sebelum melaksanakan shalat ‘Id. Sebagaimana dalam hadits Ibnu Abbas radhiallahu ‘anhuma,

فرَض رسولُ اللهِ صلَّى اللهُ عليه وسلَّم زكاةَ الفِطرِ، صاعًا من تمرٍ أو صاعًا من شعيرٍ، على العبد والحرِّ، والذكرِ والأنثى، والصغيرِ والكبيرِ، من المسلمينَ، وأمَر بها أن تؤدَّى قبلَ خروجِ الناسِ إلى الصلاةِ

“Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam telah mewajibkan zakat fitri, berupa satu sha’ kurman atau satu sha’ gandum kepada hamba sahaya maupun orang yang merdeka, baik laki-laki atau perempuan, baik anak kecil maupun orang dewasa dari kalangan kaum Muslimin. Dan beliau memerintahkan untuk menunaikannya sebelum orang-orang keluar untuk shalat ‘Id”

Narasumber : Ustadzah Zaimah

Silakan like dan share jika postingan ini bermanfaat, jangan lupa sebarkan untuk sahabat muslim lainnya dimanapun berada.

NIBS 17-21 APRIL (2)

Zakat Fitrah Dan Hukumnya (Ustadzah Yulianti)

Pengertian Zakat fitrah

Zakat Fitrah terdiri dari dua kata: zakat dan fitrah. Secara bahasa, zakat berarti an-namaa’ (tumbuh), az-ziyadah (bertambah), ash-sholah (perbaikan), dan At-Thaharah (mensucikan). Kegiatan mengeluarkan sebagian harta dinamakan zakat, karena bisa menambah harta dengan keberkahan dan membersihkan diri pemiliknya dengan ampunan.(1)

Sementara fitrah artinya aslul khilqah, keadaan awal ketika manusia diciptakan oleh Allah.

Allah berfirman,

فِطْرَتَ اللَّهِ الَّتِي فَطَرَ النَّاسَ عَلَيْهَا

Artinya: “…Fitrah yang Allah tetapkan, di mana Allah menciptakan manusia sesuai fitrah tersebut…” (QS. Ar-Rum: 30)

Maksud kalimatzakat fitrah adalah zakat untuk badan, jiwa. Karena itu disebut zakat fitrah yang artinya zakat untuk asal penciptaan.(2)

Istilah yang lebih tepat, dan yang disebutkan dalam hadis adalah zakat fitri. Karena zakat ini dikeluarkan saat waktu fitri, yaitu masyarakat tidak lagi berpuasa.

Zakat fitrah secara istilah adalah zakat yang wajib ditunaikan setelah menyelesaikan ramadhan, sebagai pembersih bagi orang yang puasa dari segala perbuatan sia-sia dan ucapan jorok. (3)

Hukum Zakat Fitrah

Zakat fitrah hukumnya wajib bagi setiap muslim yang memiliki sisa bahan makanan sebanyak satu sha’ (sekitar 2,5 kg) untuk dirinya dan keluarganya selama sehari semalam ketika hari raya.

Dalilnya adalah :

  • Dari Ibn Umar radliallahu ‘anhuma, beliau berkata (yang artinya):

Artinya: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mewajibkan zakat fitrah dengan satu sha’ kurma atau satu sha’ gandum, kepada setiap budak atau orang merdeka, laki-laki atau wanita, anak maupun dewasa, dari kalangan kaum muslimin. Beliau memerintahkan untuk ditunaikan sebelum masyarakat berangkat shalat ied.” (HR. Bukhari)

2. Dari Ibn Abbas radliallahu ‘anhuma, beliau mengatakan:

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mewajibkan zakat fitrah, sebagai pembersih bari orang yang puasa dari segala perbuatan sia-sia dan ucapan jorok serta sebagai makanan bagi orang miskin. Siapa yang menunaikannya sebelum shalat id maka zakatnya diterima, dan siapa yang menunaikannya setelah shalat id maka hanya menjadi sedekah biasa.” (HR. Abu Daud, Ad Daruquthni dan dishahihkan Al Albani)

Zakat Fitrah memiliki hukum yang wajib bagi setiap orang muslim yang telah baligh dan mampu. Hal ini berdasarkan dalil-dalil yang telah disebutkan di atas. Oleh karena itu, tidak ada alasan bagi orang muslim yang telah memenuhi syarat untuk tidak membayar zakat fitrah pada bulan Ramadhan.

Namun, bagi orang yang tidak mampu, tidak diwajibkan membayar zakat fitrah. Sebaliknya, mereka berhak menerima zakat fitrah dari orang-orang yang mampu membayarnya.

1. Simak Thilbatut Thalabah 1/227, Tahdzibul Lughah 3/395

2. Al-Majmu’ karya An-Nawawi, 6/103

3. Zakat fitrah karya Syaikh Said Al Qohtoni

Silakan like dan share jika postingan ini bermanfaat, jangan lupa sebarkan untuk sahabat muslim lainnya dimanapun berada.

NIBS 17-21 APRIL (1)

Lailatul Qadar

“Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Rabbnya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar.”

(QS. Al-Qadr: 3-5). An-Nakha’i mengatakan, “Amalan di lailatul qadar lebih baik dari amalan di 1000 bulan.” (Lihat Latha-if Al-Ma’arif, hlm. 341).

Amalan pada malam Lailatul Qadar

Pertama: Semangat ibadah pada sepuluh hari terakhir Ramadhan, dengan menghidupkan malam-malam yang ada dan membangunkan keluarga, amalan yang diisi adalah memperbanyak membaca Al-Qur’an dan dzikir.

Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia berkata,

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa ketika memasuki sepuluh hari terakhir dari bulan Ramadhan, beliau kencangkan sarungnya (bersungguh-sungguh dalam ibadah dengan meninggalkan istri-istrinya), menghidupkan malam-malam tersebut dengan ibadah, dan membangunkan keluarganya untuk beribadah.” (HR. Bukhari, no. 2024 dan Muslim, no. 1174).

Kedua: Menghadiri shalat Shubuh dan Isya berjamaah

Sebagaimana dinukil oleh Imam Asy-Syafi’i dalam Al-Umm dari sekelompok ulama Madinah dan dinukil pula sampai pada Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma disebutkan,

“Menghidupkan malam lailatul qadar itu bisa dengan melaksanakan shalat Isya’ berjamaah dan bertekad untuk melaksanakan shalat Shubuh secara berjamaah.

”Dikatakan oleh Imam Malik dalam Al-Muwatha’, Ibnul Musayyib menyatakan, “Siapa yang menghadiri shalat berjamaah pada malam Lailatul Qadar, maka ia telah mengambil bagian dari menghidupkan malam Lailatul Qadar tersebut.”

Dalam perkataan Imam Syafi’i yang qadim (yang lama)

Ketiga: Melakukan shalat malam pada malam Lailatul Qadar

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda,

“Barangsiapa melaksanakan shalat pada malam lailatul qadar karena iman dan mengharap pahala dari Allah, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni.” (HR. Bukhari, no. 1901)

Ibnu Hajar Al-‘Asqalani rahimahullah mengatakan bahwa yang dimaksud ‘iimaanan’ (karena iman) adalah membenarkan janji Allah yaitu pahala yang diberikan (bagi orang yang menghidupkan malam tersebut). Sedangkan ‘ihtisaaban’ bermakna mengharap pahala (dari sisi Allah), bukan karena mengharap lainnya yaitu contohnya berbuat riya’. (Lihat Fath Al-Baari, 4:251)

Ibnu Rajab rahimahullah memberi penjelasan menarik,

“Dianjurkan banyak meminta maaf atau ampunan pada Allah di malam lailatul qadar setelah sebelumnya giat beramal di malam-malam Ramadhan dan juga di sepuluh malam terakhir. Karena orang yang arif (bijak) adalah yang bersungguh-sungguh dalam beramal, namun dia masih menganggap bahwa amalan yang ia lakukan bukanlah amalan, keadaan, atau ucapan yang baik (saleh). Oleh karenanya, ia banyak meminta ampun pada Allah seperti orang yang penuh kekurangan karena dosa.”

Keempat: Mengamalkan doa pada malam Lailatul Qadar

Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia berkata, “Aku pernah bertanya pada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,

“Jika saja ada suatu hari yang aku tahu bahwa malam tersebut adalah lailatul qadar, lantas apa doa yang mesti kuucapkan?” Jawab Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Berdoalah: ALLAHUMMA INNAKA ‘AFUWWUN TUHIBBUL ‘AFWA FA’FU’ANNI (artinya: Ya Allah, Engkau Maha Memberikan Maaf dan Engkau suka memberikan maaf—menghapus kesalahan–, karenanya maafkanlah aku—hapuslah dosa-dosaku–).”

(HR. Tirmidzi, no. 3513 dan Ibnu Majah, no. 3850. Abu ‘Isa At-Tirmidzi mengatakan bahwa hadits ini hasan sahih. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa hadits ini sahih).

Yahya bin Mu’adz pernah berkata, ليس بعارف من لم يكن غاية أمله من الله العفو

“Bukanlah orang yang arif (bijak) jika ia tidak pernah mengharap pemaafan (penghapusan dosa) dari Allah.” (Latha-if Al-Ma’arif, hlm. 362-363).

Moga kita mendapatkan keutamaan malam Lailatul Qadar dan dimudahkan beramal saleh di dalamnya. “Siapa yang menghadiri shalat ‘Isya’ dan shalat Shubuh pada malam Lailatul Qadar, maka ia telah mengambil bagian dari malam tersebut.” Semua perkataan di atas diambil dari Latha-if Al-Ma’arif, hlm. 329.

Apa yang dikatakan oleh Imam Syafi’i dan ulama lainnya di atas sejalan dengan hadits dari ‘Utsman bin ‘Affan radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Siapa yang menghadiri shalat ‘Isya berjamaah, maka baginya pahala shalat separuh malam. Siapa yang melaksanakan shalat ‘Isya dan Shubuh berjamaah, maka baginya pahala shalat semalam penuh.” (HR. Muslim, no. 656 dan Tirmidzi, no. 221).

Silakan like dan share jika postingan ini bermanfaat, jangan lupa sebarkan untuk sahabat muslim lainnya dimanapun berada.

Penulis : Ustadzah Novi

NIBS 17-21 APRIL

Selamat & Sukses Masuk IPB Lewat Jalur Tahfizh

IPB Buka Jalur Prestasi untuk Penghafal Al Qur’an

Jalur Prestasi Internasional dan Nasional (PIN) : Jalur ini memberi kesempatan kepada lulusan SMA yang memiliki prestasi luar biasa dalam kegiatan ekstrakurikuler, termasuk di dalamnya tahfiz.

Alhamdulillah ananda Fadheliya Nur Aisyah SMA Nuraida IBS berhasil masuk lewat jalur tahfiz ke IPB – S1 Tehnik Industri Pertanian.

Baarakallahu fiikuna

NURAIDA ISLAMIC BOARDING SCHOOL

#jalurpin #ptn #jalurtahfizh #alumniNIBS #mahadsunnah

15apr

RAMADHAN BULAN MENSUCIKAN JIWA (Ustadzah Hayyin)

Manusia tidak ada yang selamat dari hawa nafsu. Yang mana nafsu itu senantiasa mengajak pada keburukan
(Yusuf : 53)

Hendaknya setiap kita memanfaatkan Ramdhan untuk memperbaiki kualitas hati (iman) kita.

Umar bin Khattab berkata, ” Hisablah diri kalian sebelum kalian dihisab, itu akan memudahkan hisab kalian kelak. Timbang lah amal kalian sebelum ditimbang kelak. Ingatlah keadaan yg genting pada hari kiamat.” (Q.S Al-Haqqah : 18)

Cara mengoreksi diri

1. Mengoreksi diri dalam hal yang wajib, apakah punya kekurangan atau tidak?

2. Mengoreksi diri dalam hal yang haram, masih dilakukan atau tidak?

3. Mengoreksi diri atas kelalaian yang telah dilakukan

4. Mengoreksi diri atas yang dilakukan anggota badan

Iringilah kesalahan dengan amal shaleh.

Ingatlah bagaimana para sahabat terdahulu menebus kelalaian mereka dengan amal kebaikan :

a. Umar bin Khattab pernah luput dari salat asar berjamaah, lantas ia bersedekah atas keluputan tersebut dengan tanah seharga 200rb dirham

b. Ibnu Umar, pernah luput salat jamaah, maka ia mengganti dengan menghidupkan malam seluruhnya

c. Ibnu Abi Rabi’ah, pernah luput dari shalat Sunnah fajr, maka ia mengganti dengan membebaskan seorang budak

 

RESUME KAJIAN MENJELANG BERBUKA

Waktu : Kamis, 8 Ramadhan 1444 H

Pemateri : Ustadzah Hayyin

Judul : “Ramadhan Bulan Mensucikan Jiwa”

NURAIDA ISLAMIC BOARDING SCHOOL

#kajianramadhan #ramadhan2023 #ramadhankareem #untaiannasihat #nasihatterbaik #motivasiharian #islamicquotes #kajiansunnah #sekolahsunnah

NIBS 10-15 APRIL (2)

Juara 2 Lomba MHQ

Alhamdulillahilladzi bi ni’matihi tatimmush shalihat

Ananda Malika Zahra Kelas 11 IPA 2 mendapatkan juara 2 Lomba MHQ yang diselenggarakan oleh SMA Lab School Kebayoran , semoga pengalaman berharga ini kelak dapat bermanfaat dikehidupan yang akan datang. Baarakallahu fiik shalihat.

#NuraidaBerprestasi
#sekolahsunnah #sekolahsunnahindonesia #lombamatematika #juaralomba #santriberprestasi #lombaMHQ #mhqjakarta #lombatahfiz #tahfizulquran

NIBS 10-15 APRIL (1)

Mengapa Malas Shalat Tarawih?

Pertama: Shalat tarawih merupakan sunah yang sangat dianjurkan menurut kesepakatan jumhur ulama, dan dia termasuk qiyamullail, yang banyak disebutkan dalil-dalilnya dalam Al Kitab dan As Sunnah.

Kedua: Qiyam Ramadan atau mengisi malam-malam Ramadan dengan mendirikan Shalat merupakan ibadah yang paling agung dan kesempatan seorang hamba mendekatkan dirinya kepada Allah di bulan yang mulia ini.

Ketiga: Sudah sepatutnya seorang mukmin menjaga dan bersungguh-sungguh dalam melaksanakan ibadah sepuluh malam terakhir di bulan Ramadan lebih banyak dan melebihi malam-malam yang lainnya, karena di sepuluh malam yang terakhir inilah terdapat malam Lailatul Qadar yang Allah telah mengabadikannya dalam firman-Nya: “Malam lailatul qadar adalah lebih baik dari seribu bulan.” [Al-Qadar/97: 3]

Keempat: Patut menjaga qiyam Ramadhan dalam berjamaah, dan tetap bersama dan mengikuti Imam hingga berakhirnya shalat, karena dengan demikian ia akan memperoleh keberuntungan mendapatkan pahala melaksanakan qiyamullail sepanjang malam.

Dari Abu Dzar dia berkata, “Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda ” Barangsiapa yang melaksanakan Qiyam Ramadan bersama dengan Imam hingga ia beranjak (pergi meninggalkan masjid) maka dicatat baginya qiyamullail sepanjang malam).” [Disahihkan oleh Al Albani dalam Shahih At Turmudzi].

Referensi : https://almanhaj.or.id/15567-keutamaan-shalat-tarawih.html

Semoga Bermanfaat & semoga bisa membuat kita semakin bersemangat untuk shalat tarawih dihari-hari akhir Ramadhan. Baarakallahu fiikum.

NURAIDA ISLAMIC BOARDING SCHOOL

#keutamaanqiyam #qiyamullail #tarawih #keutamaantarawih #manfaatshalat #shalatmalam #tahajud #pejuangtarawih

NIBS 10-15 APRIL

Semangat Ibadah Jangan Sampai Kendor

Kita telah berada di penghujung pekan bulan Ramadhan.

Semoga dapat terjaga rutinitas harian yang terbiasa diamalkan selama di ma’had.
Lantunkan tilawah, sibukkan dengan QUR’AN.
Tetap tegakkan shalat sunnah, dan juga amalan sunnah lainnya.
Semangat untuk birrul walidain, sambung silaturrahim.

Hari-hari Ramadhan akan terus berkurang kemudian pergi, dan kita belum tentu diberi kesempatan tahun depan untuk menyambutnya kembali. Maka manfaatkanlah dengan sebaik-baiknya disisa waktu sekarang.

NURAIDA ISLAMIC BOARDING SCHOOL

#ramadhan #ramadhankareem #spiritramadhan #semangathijrah #semangatberbagi #berbagiituindah #shaumramadhan #lailatulqadr #malamseribubulan #ramadhanterakhir